LATAR BELAKANG DAN DINAMIKA SMK NURUL AMIEN
SMK atau Sekolah Menengah
Kejuruan Nurul Amien lahir dari rahim Pondok Pesantren Nurul Amien Sumberejo Kecamatan Besuki Situbondo pada
tahun 2007 di bawah naungan Yayasan Nurul Amin. Pondok Pesantren yang didirikan
dan diasuh langsung oleh al-Mukarram K.H. Lukman Hakim Lc. ini merasa
terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sesuai dengan
kebutuhan riil yang ada, sekaligus menjawab tantangan zaman dengan segala perubahan,
dinamika, dan tuntutan yang digulirkan. Maka, bukan sebuah pilihan yang salah
bila Kiai jebolan salah satu Universitas Arab Saudi ini berinisiatif untuk
melengkapi lembaga pendidikan formal di lingkungan pesantrennya dan menjatuhkan
pilihan pada Sekolah Menengah Kejuruan yang kini sudah dinikmati manisnya oleh
warga masyarakat.
SMK Nurul Amien, yang
semula hanya membuka satu jurusan, yaitu Jurusan Busana Butik, kemudian pada tahun
berikutnya, 2008, mengembangkan sayapnya
dengan membuka jurusan baru, yaitu Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan TKJ.
Dengan kedua jurusan, TB dan TKJ tersebut, SMK terus melangkah pasti
melaksanakan aktivitas pendidikan dan bertambah pede di tengah arus perubahan.
Untuk memantapkan
eksisitensi dan jati dirinya sebagai lembaga kejuruan yang menawarkan masa
depan, maka pada tahun 2009, SMK membuat terobosan dengan menggelar sebuah
acara spektakuler, yaitu Acara Fashion Show, bekerja sama dengan dua buah
stasiun televisi, SCTV dan JTV, Radio SBI Besuki, Salon Jefan Besuki, Fotokopi
Sejahtera Widoro Payung. Acara ini menjadi sebuah momentum bersejarah yang
berhasil mendorong laju perjalanan sejarah SMK lebih maju, sekaligus menjadi
titik awal untuk meraih dan mengoleksi prestasi demi prestasi.
Sebagai lembaga
pendidikan, sudah pasti SMK Nurul Amien tak pernah sepi dari berbagai aktivitas
atau kegiatan, baik kegiatan yang berhubungan langsung dengan praktik
pendidikan, seperti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) maupun kegiatan yang
sifatnya menunjang terhadap kemampuan seluruh komponen sekolah, mulai dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dewan guru, staf TU, hingga semua siswa
dan siswi SMK Nurul Amien. Tak terhitung berapa kali sudah kepala dan wakil
kepala SMK Nurul Amien mengikuti berbagai pelatihan, pembinaan, seminar,
workshop, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang berorientasi pada upaya
peningkatan mutu, baik individu maupun lembaga. Begitu pula dengan guru.
Sedangkan staf tenaga pendidik atau guru, slain mengikuti pembinaan
berkelanjutan di internal SMK Nurul Amien, mereka juga dikirim ke berbagai even
ilmiah, baik yang berskala lokal, regional, maupun nasional. Semua ini
dilakukan semata untuk menambah pengalaman, memperluas wawasan, meningkatkan
mutu keilmuan, dan mengembangkan secara dinamis kompetensi dan profesionalitas
segenap guru SMK Nurul Amien.
Untuk para siswa,
kegiatan pendidikan tidak hanya monoton dan berkubang dalam lingkungan sekolah
saja, tetapi merambah ke luar, ke dunia yang lebih luas, sehingga para siswa
dapat melihat dan merasakan langsung denyut nadi kehidupan yang kelak akan mereka
hadapi. Mereka jadi tahu apa bekal yang harus mereka miliki untuk terjun ke
masyarakat, sehingga di sana mereka mampu menjadi pribadi yang mandiri dan
matang, serta mampu membangun kehidupan yang berkelayakan, baik secara
finansial, mental, moral, dan keagamaan.
Maka untuk mencapai
target ideal semacam itu, SMK Nurul Amien menggelar berbagai kegiatan
ekstrakurekuler seperti Kegiatan Pramuka dan Pecinta Alam. Lewat Kegiatan
Pramuka, siswa SMK Nurul Amien telah dipercaya mengikuti sebuah even nasional, yaitu
Jambore Nasinal di Sumedang Jawa Barat pada tahun 2009. Mereka juga dipercaya
untuk tampil memukau dalam ajang Parade Pengibaran Bendera di Pasir Putih pada
tahun 2011, yang diikuti peserta dari berbagai kota di Jawa Timur, bahkan dari
mancanegara, yaitu Jepang.
Siswa SMK Nurul Amien
juga sudah berhasil menaklukkan tantangan alam, dengan melakukan aktivitas
mendaki Gunung Putri, Gunung Argopuro, dan Gunung Bromo di Probolinggo.
Kini, setelah enam tahun berjalan, SMK telah berhasil menelurkan empat lulusan.
Mereka, selain yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi, sebagai besar
telah masuk ke dunia usaha, baik mandiri maupun menjadi pegawai di berbagai
unit usaha, baik negeri maupun swasta. Sesuatu yang membuat mereka menemukan
jati diri dan mampu hidup mandiri.